Sepak bola kondang sebagai Link olah raga yang keras, namun tidak sampai mematikan. Meskipun begitu, nyatanya selalu saja tersedia persoalan pemain yang meninggal tiba-tiba saat sedang bermain di atas lapangan. Berikut ini adalah misal dari kasus-kasus naas berikut beserta penyebabnya.
Terlalu Banyak Menyundul Bola
Kaki bukanlah salah satu anggota badan yang digunakan oleh pemain sepak bola untuk memainkan bola. Selain kaki, pemain termasuk sering gunakan kepalanya untuk menyundul bola. Sudah tidak termasuk banyaknya gol sundulan yang udah tercipta selama histori sepak bola. Namun menyundul bola ternyata termasuk memiliki bahaya terselubung. Jika pemain sangat sering menyundul bola, maka pemain berikut dapat mengalami masalah pada kepalanya sampai meninggal dunia. Jeff Astle adalah pemain yang dulu mengalami persoalan macam itu. Pria asal Inggris berikut meniti karirnya sebagai pemain profesional selama sadar 60 sampai 70-an. Saat tetap aktif berain, Astle dikenal sebagai penyerang yang tajam dan sering mencetak gol lewat sundulan. Saat bermain untuk klub West Bromwich Albion pada tahun 1964 sampai 1974, Astle total menyumbangkan 137 gol. Astle pensiun dari karirnya sebagai pemain sepak bola pada tahun 1977. Saat Astle makin menua, ia mulai menyatakan gejala menderita masalah pada otaknya. Puncaknya adalah ketika pada tahun 2002, Astle meninggal secara tiba-tiba saat sedang berada di tempat tinggal putrinya. Saat jasad Astle diperiksa, terungkap jikalau Astle mengalami trauma pada otaknya. Yang menarik, persoalan trauma yang dialami oleh Astle normalnya hanya dialami oleh petinju profesional yang sering terima hantaman pada kepalanya. Padahal Astle tidak berprofesi sebagai petinju. Dugaan pun timbul jikalau Astle mengalami trauma otak akibat sangat sering menyundul bola di jaman mudanya sebagai pesepak bola.
Serangan Jantung
Miklos Feher adalah pemain sepak bola asal Hongaria yang berposisi sebagai penyerang. Meskipun berasal dari Hongaria, Feher menghabiskan sebagian besar karir sepak bolanya di Portugal. Tragisnya, di Portugal pulalah Feher mesti kehilangan nyawanya. Peristiwa naas berikut berjalan saat Feher bermain untuk klub Benfica. Pada tanggal 25 Januari 2004, Benfica bertanding melawan Vitoria de Guimaraes. Menjelang berakhirnya pertandingan, Feher secara tiba-tiba membungkuk dan sesudah itu jatuh tersungkur. Karena Feher tidak kunjung sadarkan diri, Feher sesudah itu dibawa ke tempat tinggal sakit bersama dengan Mengenakan ambulans. Peristiwa berikut langsung menarik perhatian publik dan fasilitas Portugal dikarenakan peristiwa berikut berjalan saat pertandingannya sedang disiarkan langsung. Di tempat tinggal sakit, dokter lakukan segala cara untuk mengembalikan kesadaran Feher. Namun upaya mereka mesti berakhir sia-sia. Di malam yang sama, Feher dinyatakan meninggal dunia didalam umur 24 tahun. Belakangan diketahui jikalau Feher meninggal akibat serangan jantung. Pasca wafatnya Feher, Benfica memberitakan jikalau no 29 yang dipakai oleh Feher akan dipensiunkan. Patung yang menampilkan sosok Feher termasuk dipajang di Estadio da Luz, stadion kandang Benfica. Setahun sesudah meninggalnya Feher, Benfica berhasil memenangkan Liga Portugal. Sebagai cara untuk menghargai Feher dan keluarganya, rombongan tim Benfica pergi ke tempat tinggal orang tua Feher di Hongaria untuk menyerahkan medali juara liga.
Merayakan Gol
Merayakan gol adalah perihal yang jamak dijumpai didalam pertandingan sepak bola. Terlebih kembali jikalau pertandingannya berjalan sengit. Melakukan perayaan seusai mencetak gol dapat menjadi ajang bagi sang pemain untuk meluapkan emosi sekaligus kelegaannya. Namun jikalau peristiwa perayaan atau selebrasi tidak dilaksanakan secara hati-hati, peristiwa berikut dapat berubah menjadi petaka. Sayangnya, perihal itlah yang menimpa Peter Biaksangzuala. Peter Biaksangzuala adalah pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan. Saat dirinya tertimpa peristiwa naas yang mengakhiri nyawanya, Biaksangzuala bermain untuk klub Liga Mizoram India yang bernama Bethlehem Vengthlang (BV). Pada bulan Oktober 2014, BV bertanding melawan Chanmari West. Saat pertandingan memasuki menit ke-62, Biaksangzuala berhasil mencetak gol untuk BV sesudah bola yang ditendang rekannya perihal mistar gawang. Biaksangzuala spontan langsung lakukan lompatan salto untuk merayakan gol yang baru saja dicetaknya. Namun apes bagi Biaksangzuala, ia tidak berhasil mendarat bersama dengan prima dan sesudah itu jatuh didalam posisi tengkurap. Melihat Biaksangzuala terkapar di atas lapangan, para pemain BV yang tadinya berada didalam keadaan gembira kini berada didalam keadaan panik. Mereka menghendaki Biaksangzuala langsung diganti supaya dapat terima pemberian medis. Saat diperiksa, ternyata Biaksangzuala mengalami patah pada tulang punggungnya. Biaksangzuala pun sesudah itu mesti meniti rawat inap di tempat tinggal sakit. Namun upaya tim dokter gagal menyelamatkan Biaksangzuala. Sekitar 5 hari sesudah Biaksangzuala lakukan selebrasi golnya, Biaksangzuala dinyatakan meninggal dunia.
Cedera Usus
Sepak bola merupakan olah raga terpopuler di Indonesia. Itulah sebabnya stadion di Indonesia hampir selalu terisi penuh tiap-tiap kali klub yang mewakili area berikut bertanding. Sayangnya, tingginya popularitas sepak bola di Indonesia tidak diikuti bersama dengan standar pemberian yang memadai untuk pemainnya. Pada tanggal 10 Mei 2014, klub Persiraja Banda Aceh bertanding melawan PSAP Sigli. Di tengah-tengah berlangsungnya pertandingan, penjaga gawang PSAP bertabrakan bersama dengan penyerang Persiraja, Akli Fairuz. Akibat benturan tersebut, Akli mengalami cedera kritis pada organ dalamnya. Usus dan kandung kemihnya robek. Akli pun sesudah itu dilarikan ke tempat tinggal sakit. Meskipun udah meniti perawatan, keadaan Akli tidak kunjung membaik. Akli pun akhirnya menghembuskan napas terakhirnya sesudah seminggu meniti perawatan. Usai meninggalnya Akli, para pemain PSAP dan Persiraja beramai-ramai menghadiri upacara pemakaman Akli. Menurut informasi yang dikutip dari Lioutan 6, Agus Rohman selaku pemain yang bertabrakan bersama dengan Akli mengaku sangat sedih dan menyesal atas wafatnya Akli. Ia termasuk mengaku serupa sekali tidak memiliki tekad mencederai Akli bersama dengan sengaja.
Disambar Petir
Petir merupakan fenomena alam yang akan ditakuti didalam tiap-tiap kemunculannya. Pasalnya jikalau seseorang sampai tersambar petir, orang berikut dapat meninggal di tempat. Petir termasuk dapat mengakibatkan kerusakan pada benda-benda elektronik jikalau kebetulan petir menyambar lanjutan listrik. Di India, petir menjadi penyebab tewasnya 2 orang pemain di tengah-tengah pertandingan sepak bola. Peristiwa maut berikut berjalan pada bulan Oktober 2022 didalam pertandingan persahabatan di Odisha, India. Menurut laporan saksi, keadaan langit sebenarnya sedang mendung saat pertandingan berlangsung. Ketika hujan mulai turun dan petir mulai menyambar, para pemain dan penonton bergegas mecari area untuk berlindung. Namun sebelum akan mereka sempat berteduh, petir keburu menyambar lapangan area dilangsungkannya pertandingan. Akibatnya, sebanyak 2 orang pemain pun tewas tersambar. Petir berikut termasuk mengakibatkan 25 orang lainnya mengalami cedera. Daerah Odisha sendiri sebenarnya tergolong sebagai area yang sering menjadi wilayah munculnya fenomena petir. Selama 20 tahun terakhir, jumlah orang yang meninggal akibat tersambar petir di Odisha dilaporkan meraih lebih dari 5.000 jiwa. Sungguh mengerikan.